Beberapa bulan saya sampai di mesir, bahkan sampai beberapa tahun, saya geli dengan mesir yang menjuluki dirinya dengan ummu dunya. Ummu berarti ibu, dan dunya ya artinya dunia, jadi mesir adalah ibu dunia. Orang mesir sangat bangga menyebut negaranya sebagai ummu dunya tanpa sedikitpun merasa risih dengan julukan –yang bagi saya waktu itu- sangat berlebihan. "Mungkin hal itu adalah luapan nasionalisme dan fanatik ke araban mereka". Begitu pikirku waktu itu.
Keadaan mesir yang biasa-biasa saja, itulah yang membuat saya geli dengan julukan itu. Situasi kota kairo sebagai ibu kota yang sangat sumpek, lalu lintas yang amburadul dan urusan administrasi juga sangat super ruwet. Anda bayangkan, ribuan mahasiswa asing biasanya mengurus visa setahun ke depan di bulan oktober sampai September, karna tahun ajaran baru di mulai bulan agustus, otomatis mahasiswa juga berdatangan di bulan itu. Anda tau, mahasiswa Indonesia dan Malaysia yang jumlahnya sampai 10 ribuan hanya di sediakan untuk mereka satu kantor imigrasi kecil –mahasiswa asing lainya juga di kantor itu- yagn jauh dari layak, tanpa ruang tunggu apalagi AC, dan jadwal untuk mereka -mahasiswa Indonesia-malaysia- hanya sekali dalam seminggu yaitu hari sabtu, kantor buka jam 09.00 dan pegawainya baru mulai kerja setengah jam setelah itu karena minum teh dulu atau bahkan sarapan dulu dan tutup jam 14.00. lalu anda bisa bayangkan antrian panjang seperti ular tak berekor, seharian antri berdiri dan berdempetan hasilnya hanya sebagian kecil yang mendapat layanan pegawai imigrasi, selebihnya harus mencoba lagi penuh kecewa.
Kondisi dan situasi seperti itu terjadi setiap tahun layaknya gawean tahunan. Untuk mendapat antrian depan sebagian mahasiswa ada yang berangkat subuh menunggu di gerbang kantor yang buka jam Sembilan itu, sambil baca-baca diktat kuliah karna di akhir desember sudah mulai ujian. Itulah sedikit dari banyak sebab mengapa saya tidak setuju dengan julukan di atas. Tapi, tapi semuanya bisa berubah, penilaian juga bisa berubah karna penilain bisa berasal dari banyak sudut pandang. Dulu saya menilai ummu dunya dari sisi kemajuan mungkin; kemajuan sains-teknologi dan manajemen, pengaruh dalam percaturan politik internasional atau lain sebagainya dan secara bersamaan mengabaikan sisi-sisi yang lain yang bisa jadi sisi-sisi yang terabaikan itulah esensi sebenar dari makna ummu dunya.
Dua hari yang lalu, saya nonton bola di sebuah kafe tak jauh dari tempat rumah sewaan, saya baru dua kali masuk kafe itu karena memang baru tau, karyawannya hanya satu, duduk sang empunya kafe di meja kasir sambil nonton bersebelahan dengan saya, keduanya sangat ramah layaknya orang mesir. Hari itu ada partai seru piala uero 2008 babak penyisihan, prancis vs belanda. "Ya Muhammad, inta bitsagga' min?"1. kata sang empu kafe yang mengenalkan namanya abu Mansur itu. "ana bisagga' faransa, hulanda da musta'mir andunisia"2. Jawabku yang mengenalkan padanya sebagai Muhammad3, sambil bergurau tentunya. "wa faransa da musta'mir masr, ana bisagga' hulanda"4. Katanya sambil ketawa.
Pertandingan memang seru, berkali-kali abu Mansur menepuk-nepuk pundak saya saat serangan belanda mengancam gawang prancis, lalu ia ketawa girang menyalami saya saat di menit Sembilan serangan belanda menghasilkan goal lewat penyerang tangguhnya kyut. Pun, saya tak kalah antusias, beberapa kali mulut ini secara reflek berteriak dan tak henti-hentinya mengubah gaya duduk seorang yang resah, saat itulah saya menyenggol meja yang diatasnya ada sebotol cocacola masih penuh dan segelas teh milik abu Mansur, semuanya tumpah dan pecah. Saya tau diri sebagai orang bersalah, berkali-kali saya minta maaf dan coba meyakinkan bahwa saya tak sengaja, terus terang saya takut di sebut sebagai orang tak beretika, bergegas saya cari kain pengelap untuk membereskan semuanya. Abu Mansur ketawa melihat saya seperti kalut ketakutan. Muhammad, katanya sambil tersenyum. Kamu jangan kalut seperti itulah, mesir itu ummu dunya, penyayang dan pemaaf, sangat menghormati tamu, kami tak akan marah apalagi menghukum kamu. Karyawannya pun tampak ketawa melihat saya, abu Mansur menolak saya membereskan dan membayar kerugian semuanya walaupun saya bersikeras, lalu ia yang membereskannya sendiri.
Selesai saya hanya disuruh membayar minuman yang saya pesan. "mabruk 'ala faransa"5. Katanya bergurau mengejek tim yang saya dukung kalah telak 1-4. "besok nonton sini lagi ya, saya terhibur nonton sama kamu". Abu Mansur berujar sebelum saya pulang.
Ummu dunya. Ya, saya punya sudut pandang lain sekarang tentang julukan itu. Ummu dunya tak ada kena-mengena dengan kemajuan. Ibu adalah lambang kelembutan, identik dengan kasih sayang, pemaaf dan penuh perhatian dll, itulah esensi sebenar yang selama ini terabaikan oleh penilaian saya. Mau tau kebaikan orang mesir?...Sehari setelah itu saya dan kawan serumah dapat undangan makan di rumah seorang jiran, abu amar namanya, kalau tak salah sudah tiga kali ini, selesai makan kami shalat maghrib bersama, baca yasin dan do'a. saya begitu terharu abu amar mengkhususkan do'anya untuk kami dengan tangis tersedu. Tak hanya do'a, beras 25kg dan minyak goring 5 liter ia berikan pada kami, ia tau betul keadaan kami di tambah lagi kala mesir sedang dilanda krisis seperti ini.
Orang mesir sangat peduli pada mahasiswa asing, tak jarang para dermawan dan lembaga-lembaga social memberikan bea siswa atau sekedar sumabangan pada mahasiswa asing kurang mampu atau yang berprestasi. Sekarang misalnya, saat krisis seperti ini, ada sebuah lembaga yang menamakan dirinya jam'iyyah syar'iyyah memberi bantuan pada ribuan mahasiswa asing berupa beras 5 kg, gula 1 kg, minyak goring 1 liter, uang 50 pounds dll per-orang dan perbulan. Jam'iyyah syar'iyyah adalah satu dari banyak lembaga-lembaga social itu, dan abu amar adalah satu dari banyak dermawan-dermawan itu.
Masih banyak sebenarnya hal-hal serupa yang tak bisa saya ungkap disini, semakin saya kenang semuanya, semakin saya malu pada penilaian saya dulu yang tergesa-gesa itu. Dan sekarang, saya pun ikut bangga menjuluki mesir sebagai ummu dunya. Tak semua orang mesir baik memang, tapi kebaikandan keibuan orang mesir cukup saya rasakan. Wallahu a'lam
Kairo, 15 juni 2008
1 Kamu dukung siapa Muhammad?
2 Aku dukung prancis, belanda penjajah indonesia
3Lihat tulisan yang lain, "arti sebuah nama"
4Dan prancis penjajah mesir, aku dukung belanda
5 Selamat untuk prancis!
0 komentar:
Posting Komentar